Jawaban
Islam memandang kehidupan di dunia ini sebagai sebuah tes atau ujian bagi manusia. Perbuatan mereka dalam kehidupan yang sekarang akan menentukan masa depan mereka di akhirat nanti, kehidupan yang kekal. Surga atau Neraka tergantung kehidupannya yang sekarang.
Ujian yang kita semua lalui tidaklah sama. Setiap orang punya ujian yang berbeda untuk dihadapi, dan bagaimana mereka menyikapinya, itulah yang menentukan apakah mereka berhasil atau gagal. Jika semua orang ujiannya sama, maka
akan menjadi tidak berguna. Karena itu, beberapa orang ada yang diuji dengan kemewahan, ada juga yang diuji dengan kemiskinan. Beberapa orang ada yang memiliki kenyamanan dalam hidup, ada juga yang mengalami kesusahan.
Sebagian orang ada yang harus menghadapi tekanan dan siksaan, ketika orang lain ada yang diberikan posisi yang tinggi. Apapun yang dialami setiap orang, itu merupakan ujian. Sebagai tambahan, Allah Swt telah memberikan kita petunjuk, supaya kita tahu bagaimana menghadapi setiap ujian yang ada, dan bisa mendapatkan hasil yang terbaik.
Allah Swt telah mengirimkan kepada kita sebuah pesan (al-Qur'an) yang telah dijamin dari segala kerusakan dan pengubahan. Ditambah juga Allah Swt akan memberikan hadiah bagi yang mau mengikuti pesan/ petunjuk-Nya. Salah satu hadiahnya berupa kebahagiaan yang kita rasakan, tidak peduli kesusahan yang dihadapi. Karena itu mungkin saja ada orang yang miskin lebih bahagia dibanding orang yang berlimpahan harta.
Tidak peduli situasi apapun yang kita alami, kita harus ingat, bahwa kehidupan di dunia ini bukan apa-apa di hadapan Allah Swt. Kita harus ingat hadis yang mengatakan: "Di hadapan Allah Swt, dunia ini hanyalah senilai dengan sayap dari seekor nyamuk...". Ketika kita melihat orang-orang non-muslim yang diberikan kekayaan dan kekuatan, kita harus sadar bahwa dunia ini bukanlah apa-apa, tidak lebih bernilai dari seekor nyamuk, lebih tepatnya sayapnya.
Rasulullah Saw menjelaskan dengan singkat: "Allah Swt mungkin saja memberikan kekayaan, harta, dan kemewahan dunia ini kepada muslim dan non-muslim dengan jumlah sama, tapi Allah Swt memberikan akhirat (Surga) hanya kepada orang-orang yang beriman.".
"Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang dikehendaki-Nya, dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak ada baginya satu bagian pun di akhirat." (QS. asy-Syura: 19-20)
Dalam pandangan Islam, dunia ini tidak bisa dipandang sendirian, sebagai satu-satunya ukuran. Tapi ia harus dipasangkan dengan akhirat. Oleh karena itu, kita tidak bisa men-judge posisi orang lain di hadapan Tuhannya hanya berdasarkan cahaya yang dia punya di dunia. Kita juga harus mempertimbangkan bagaimana kehidupan mereka di akhirat, dengan mengingat bahwa Allah Swt adalah seadil-adilnya hakim, dan tidak akan menyia-nyiakan perbuatan baik dari hamba-Nya.
-Dar al-Ifta al-Mishriyyah (Lembaga Fatwa Mesir)
Sumber: http://eng.dar-alifta.org/foreign/ViewFatwa.aspx?ID=7984, via Suara Al Azhar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar